Senin, 31 Oktober 2011

Menunggu Dewi Fortuna



Bebek Indoprix Tercepat Di Sentul



Membaca Karakter Sirkuit

Suzuki Shogun FL 125, 2007

Lorenzo Bertengkar Dengan Bapaknya Tentang Simoncelli


Jorge Lorenzo memang tidak hadir saat insiden maut menimpa Marco Simoncelli di MotoGP Malaysia (23/10) lalu. Tapi pada saat upacara pemakaman pembalap asal Italia itu, Lorenzo berjanji hadir bersama teman-teman pembalap MotoGP lainnya. Satu-satunya alasan yang membuat Lorenzo bersedih karena kehilangan rekan sekaligus rival sejatinya di MotoGP.

Tapi usai menghadiri acara pemakaman rival sejatinya di MotoGP itu dan kembali ke Spanyol, ia justru disambut dengan komentar kurang menyenangkan dari Bapaknya yang sudah tersebar melalui media massa di Spanyol. Dalam wawancara di media Spanyol, Chicho (Bapaknya Jorge Lorenzo) menjelaskan bahwa Simoncelli tidak siap untuk balapan kalau dilihat dari sisi kesiapan mental.

Hal ini sontak membuat Lorenzo murka dan sangat malu dengan komentar sang Ayah yang sudah tersebar melalui media di negara tersebut.

“Saya baru saja tiba di rumah dari pemakaman Marco Simoncelli, dimana semua orang sedang bersedih. Untuk alasan inilah saya tidak ingin semua orang berpikir bahwa saya sependapat dengan apa yang dikatakan bapak saya. Saya sangat malu saat membaca komentar tersebut. Sebenarnya bukan masalah itu yang membuat Simoncelli meninggal, tapi kami semua di MotoGP bisa terkena insiden seperti itu,” kesal Lorenzo.

Betul juga apa yang diungkapkan Lorenzo. Ini bukan masalah mental siap atau belum. Pasalnya Lorenzo sendiri selama 2 musim di MotoGP masih sering jatuh bangun dan kadang-kadang membuat insiden saat balapan berlangsung. Sepertinya Chicho sudah mulai lupa! (otosport.co.id)

Rossi Ingin Tampil Spesial Buat Simoncelli di MotoGP Valencia


Valentino Rossi adalah salah satu orang yang paling sedih dengan meninggalnya Marco Simoncelli dalam insiden maut di MotoGP Malaysia (23/10) lalu. Ingin memberikan kenangan spesial bagi kepergian sahabatnya itu, Rossi pun berniat untuk tampil beda di MotoGP Valencia (6/11) mendatang. Tapi ia belum menemukan cara tepat untuk memberikan tampilan spesial kepada Simoncelli.

Alessio Salucci (tangan kanan Rossi) akhirnya menanyakan hal itu melalui twitter @UccioYellow46. Beragam tanggapan dari fans pun mengalir deras. Namun kebanyakan mempunyai ide sama, tentang tampilan spesial Rossi di MotoGP Valencia nanti. Ada yang masuk akal namun ada juga yang tidak mungkin bisa dilakukan oleh Rossi. (otosport.co.id)

Berikut beberapa tanggapan yang masuk :

Lucapunto: Ingin melihat parade motor semua pembalap, dimana Rossi berada paling depan di atas motor Simoncelli.
Crisspit: Balapan menggunakan nomor motor Simoncelli!!
Pirlo1305: Akan romantis bila Rossi bisa menjajal motor Simoncelli untuk beberapa lap
RobyGirardi: Balapan dengan helm atau livery baju balapnya.
Sophie Jons: Saya rasa tidak mungkin Rossi bisa menggunakan motor Simoncelli, jadi mungkin untuk pasang angka #58 di samping motornya masih mungkin. Atau di helmnya.
Martin Bergmann: Desain spesial pada helm dan baju balap dan kalau bisa podium...
Supertasso54: Satu lap saja pakai motor Simoncelli, dan semua pembalap pakai nomornya saat balapan.
MassimoB: Balapan dengan angka #58 dan menggunakan helm spesial, setengahnya menggunakan grafis Rossi dan setengahnya lagi grafis Simoncelli.
Christianguasch: Gapai podium dengan menggunakan wig spesial ala Simoncelli!!!
MatteoFuson: Mengosongkan posisi pole untuk Marco Simoncelli dan semua pembalap harus mundur satu grid saat balapan.
AlexPasini: Motor dan baju balap berwarna hitam serta menggunakan angka #58.

Dari Rossi Untuk Simoncelli di MotoGP Valencia


Beberapa hari lalu Alessio Salucci (Uccio yang merupakan tangan kanan Valentino Rossi) sudah bertanya langsung melalui akun twitter miliknya (@UccioYellow46) tentang penghargaan tersendiri dari Rossi untuk Simoncelli di MotoGP Valencia (6/11) nanti.

Berbagai draft usulan melalui internet pun mengalir deras, mulai dari menggunakan motor Marco Simoncelli berikut dengan baju balap dan liverynya, menggunakan angka #58 di motor Ducati dan juga helm Simoncelli, meraih podium kemudian mempersembahkan untuk Simoncelli, hingga ide tentang menempel semua foto kenangan di sekujur body motor.

Beberapa gambar bahkan sudah dirilis melalui internet tentang ide yang bakal dilakukan oleh Valentino Rossi untuk sahabat terbaiknya yang meninggal di MotoGP Malaysia itu. Yup, salah satunya adalah baju balap yang didesain khusus menggunakan angka #58 di bagian punggung dan tulisan “Diobo’ Ciao Super Sic”pada bagian depan.

Walaupun belum ada konfirmasi secara resmi dari kubu Valentino Rossi, setidaknya seperti inilah beberapa ide menarik dan masuk akal yang bisa dilakukannya. Semoga idenya bisa menjadi hadiah terindah bagi SImoncelli yang sudah berada di alam sana. (otosport.co.id)

Denny Menang Sempurna, Hokky Dan Hendri Berbagi Podium


Dengan strategi ngacir duluan di lap-lap awal, Denny Triyugo berhasil jadi jawara di race 1 IP110 Indoprix seri 4 di Sirkuit Kenjeran, Surabaya (30/10). Menurut Benny Djati Utomo, itu dilakukan karena takut performa ban akan berkurang drastis enggak sampai pertengahan 30 lap yang dijadwalkan. Menurut Benny, suhu udara yang sangat panas membuat strategi itu harus dilakukan. “Kalau enggak, bisa-bisa di lap-lap terakhir malah kedodoran,” jelas pemilik Tim Yamaha Yamalube FDR KYT Star Motor yang dibela Denny.



Hal sama dilakukan oleh Hokky Krisdianto saat memenangi race 1 IP125. “Motor digeber habis pada 3 lap awal, selanjutnya hanya mempertahankan posisi,” jelas rider Yamaha Yamalube FDR KYT Trijaya. Di race 2 dengan cuaca yang berubah jadi mendung, Denny Triyugo tetap berhasil jadi kampium IP110. “Setingan mesin enggak ada yang dirubah, tetap sama saat balapan di race 1,” jelas Sugiarto, mekanik Tim Yamaha Yamalube FDR KYT Star Motor.

Sementara Hokky gara-gara kehilangan traksi bannya, enggak bisa podium di race 2 IP125. Pada kelas tersebut Hendriansyah jadi jawaranya. (otosport.co.id)

Hasil Lomba
Race 1
IP110
1. Denny Triyugo/Yamaha Yamalube FDR KYT Star Motor
2. Hokky Krisdianto/Yamaha Yamalube FDR KYT Trijaya
3. Owie Nurhuda/Kawahara Connection AHRS IRC Federal Oil

IP125
1. Hokky Krisdianto/Yamaha Yamalube FDR KYT Trijaya
2. Wahyu Widodo/Honda OEI Aries Putra Federal Oil Kawahara INK
3. Hendriansyah/HRVRT BGM-HBM KYT Racing Team

Race 2
IP110
1. Denny Triyugo/Yamaha Yamalube FDR KYT Star Motor
2. Hokky Krisdianto/Yamaha Yamalube FDR KYT Trijaya
3. Anggi Permana/Yamaha Yamalube FDR KYT Trijaya

IP125
1. Hendriansyah/HRVRT BGM-HBM KYT Racing Team
2. Anggi Permana/Yamaha Yamalube FDR KYT Trijaya
3. Sigit PD/Yamaha TDR FDR Federal Oil NHK Yonk Jaya

Klasemen Sementara
IP110
1. Denny Triyugo 113
2. Hokky Krisdianto 90
3. Hendriansyah 82

IP125
1. Hendriansyah 157
2. Rafid Topan 135
3. Hokky Krisdianto 108

Ucapan Belasungkawa Untuk Simoncelli



Tunggangan
 rider tim Honda, ditempeli stiker ucapan selamat tinggal buat Marco ‘Super Sic’ Simoncelli. Enggak hanya stiker, buat tanda bela sungkawa saat balapan seri 4 Indoprix Sirkuit Kenjeran, Surabaya (30/10) para rider Honda pakai pita hitam di lengan. “Super Sic baru meninggal beberapa hari lalu saat MotoGP seri Malaysia. Sudah sepantasnya kita ikut dan masih berbelasungkawa buat dia. Apalagi kita sama-sama membela Honda,” kata Anggono Iriawan, manager motorsport PT Astra Honda Motor. Seperti diketahui rider Italia berusia 24 tahun itu, meninggal akibat kecelakaan fatal yang melibatkan dia, Colin Edwards (Monster Yamaha Tech3) dan Valentino Rossi (Ducati Team). Ciao Super Sic, Ride Fast To Heaven. (otosport.co.id)

Sevice Car Tim Balap Dirampok!



Kejadian seperti ini sering menimpa truk
Jumat, 14 Oktober 2011, tepatnya jam 1 siang, jadi hari yang paling mengenaskan bagi Showa Racing Team Jakarta. Saat melintasi daerah Purworejo, kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, service car tim balap motor dari Jakarta ini dirampok oleh tiga pengendara.

Service car ini dari Jakarta menuju Bali guna menghadiri hajatan balap Honda Racing Championship. Dikemudikan Galang dan Agit sebagai navigator alias kenek. Saat melintasi daerah itu, mereka dipepet dua pengendara yang menggunakan Honda Mega Pro dan Yamaha Jupiter tanpa dilengkapi pelat nomor.

Karena dipepet, “Kami tentu langsung mengurangi kecepatan. Saat kecepatan turun, mereka melompat ke truk dan memukul kaca jendela memaksa berhenti,” tegas Galang.

Sebetulnya bukan itu saja yang membuat mereka takut. Tapi, perampok ini mengacung-acungkan pistol. Setelah berhenti, mereka meminta uang sebesar Rp 600 ribu. Alasannya, untuk jasa kemitraan pengawalan selama melalui jalur itu. “Ini resmi. Ada stempelnya. Kami ormas yang bertugas mengamankan jalan,” kata pelaku ditirukan Galang.

Galang tidak bisa memutuskan sepihak. Dia pun lantas telepon Kuntoyo, pemilik tim Showa. “Saya sempat berbincang dengan perampok itu. Saya coba menawar Rp 150 ribu. Tapi, telepon langsung diputus saat coba telepon balik tapi tidak diangkat. Pasti ada yang tidak beres,” jelasnya.

Terbukti, mereka menguras semua uang bekal akomodasi balap dipegang Galang. Nilainya sebesar Rp 2 juta. Setelah itu, mereka langsung kabur. Galang lantas melaporkan kejadian nggak asyik itu di Pospol Purworejo. Dan menurut petugas jaga, mereka adalah korban yang kesepuluh yang melapor dalam minggu itu.

Di luar dugaan, hal serupa dialami service car tim Golden dari Subang di hari yang sama. Bedanya, tim ini beristirahat dan berhenti di bawah pohon. Lalu mobil diketuk 3 orang bersenjatakan clurit. Untung, tim ini berhasil menyembunyikan dompet dan uang. Sehingga yang berhasil dibawa kabur cuma Rp 200 ribu.

“Kemarin juga ada kejadian seperti tim balap Honda, hanya saja mereka mau mengadakan syuting di Bali dan dipaksa berhenti seseorang mengaku sebagai pihak kepolisian. Pelaku meminta uang keamanan kepada korban Rp 1,4 jutaan dengan dalih sebagai uang pengamanan sepanjang perjalanan Bangil-Pasuruan,” ucap AKP Indra Mardiana, S.H, SI.K, Kasat Reskrim Polres Pasuruan.

Menanggapi kejadian itu, AKP Indra menghimbaukan korban segera lapor ke pos polisi terdekat supaya diproses lebih lanjut. “Daerah Raci memang rawan dari tindak kriminal, dan kami selalu koordinasi dengan Polsek agar berupaya mengadakan patroli di daerah yang rawan tindak kejahatan. Bagi masyarakat segeralah melapor, sehingga kami bisa secepatnya olah TKP dan memproses tindak kejahatan itu,” tutur AKP Indra lagi.

Ia menambahkan korban jangan percaya kepada seseorang yang mendadak memberhentikan kendaraan. “Jika mengaku polisi segera minta tanda pengenal atau surat perintah dan jangan keburu ketakutan karena diberhentikan polisi. Di samping itu jangan mengeluarkan apapun kalau diminta pelaku sebelum melihat tanda pengenalnya, jika perlu catat identitasnya seperti kendaraan yang dipakai, ciri-ciri pelaku, maupun nomor polisi kendaraan itu juga perlu,” imbuh pria penyuka adventure ini.

Bagi pengguna roda dua khususnya, AKP Indra lebih menyarankan supaya mereka lebih waspada dengan lingkungan atau wilayah sepi yang dilalui. “Jangan pernah berhenti meskipun ban sedang bocor, karena takutnya itu sebagian trik dari mereka supaya anda berhenti. Selain itu segera mencari tempat keramaian, dan lakukan komunikasi untuk mencari bantuan dengan warga sekitar jika memang terjadi kejadian seperti di atas tadi.

“Sekadar pengetahuan, anggota setiap jam selalu mengadakan patroli di wilayah rawan tindak kejahatan,” jelas polisi yang punya selera humor ini.

Agus Siswanto supir truk yang MOTOR Plus temui kasih komentar. “Jika kebetulan melewati jalur itu, sebaiknya ditempuh dengan konvoi supaya saling jaga,” saran supir yang sering melakukan perjalanan Jakarta-Bali.   (motorplus-online.com)

Hormati Simoncelli, Rossi Pakai Nomor 58


27102011_helm_rossi.jpg
net
Helm milik Valentino Rossi (kanan) dan milik Simoncelli, yang rencananya akan dilebur dan Rossi memakai nomor 58 di helm miliknya pada balapan di Valencia awal November nanti.

Keinginan memakai nomor 58 pada motornya masih jangka panjang, dan paling mungkin direalisasikan musim 2012 mendatang. Untuk jangka pendek, The Doctor akan memakai nomor 58 pada helm terbarunya pada balapan sesi terakhir di Valencia 6 November mendatang.   

Tak sekadar memasang nomor 58 di helmnya, sejumlah gambar maupun warna yang biasa identik dengan helm Simoncelli pun akan dilebur dalam helm Rossi nanti.

Helm baru itu didesain oleh Aldo Drudi, desainer Italia yang juga membuat helm khusus untuk Simoncelli. Di antara desain yang disiapkan adalah warna merah putih, serta gambar cakar kaki harimau --keduanya identik dengan helm Simoncelli--, dipadukan dengan simbol matahari yang biasa dipakai Rossi di bagain belakang helmnya.

Kubu Ducati juga menyatakan tak menolak jika Rossi memang akan menggunakan nomor 58 di motor Ducati Desmosedici GP 11 untuk balapan musim depan.

Dengan sentimentil, Rossi lantas memajang di twitter miliknya @ValeYellow 46 foto dirinya yang sedang saling menyalip di tikungan dengan Simoncelli di Sirkuit Misano lalu.

"Saya akan mengenangnya selalu. Duel seru di Misano. Pertarungan yang sungguh sengit," tulisnya. "Marco adalah pembalap hebat, kami punya kenangan bersama. Kami biasa bertemu di setiap harinya. Kami berlatih bersama dan juga membalap bersama di berbagai tipe mesin sepeda motor."

Rossi sendiri ikut mendampingi rombongan yang mengangkut jenazah Simoncelli dari Kuala Lumpur Malaysia. Rombongan itu mendarat di Bandara Fiumicino Italia (25/10/2011), dan langsung dibawa ke rumah duka yang terletak di Coriano, Provinsi Rimini.

Dalam rombongan ini, tampak pula ayah Simoncelli, Paolo dan kekasih Simoncelli, Kate. Paolo yang masih berduka sempat menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan dan ucapan bela sungkawa yang terus mengalir.

"Terima kasih kepada semua dan saya sangat bahagia dengan cara dunia bereaksi. Yang begitu  bodohnya kami tidak mengetahui bagaimana pentingnya Marco bagi semuanya. Dia sangat spesial, orang mengerti dia jujur dan apa adanya," tambahnya.

Pembalap Gresini Honda ini meninggal dunia di Grand Prix Malaysia di atas lintasan Sirkuit Sepang, Minggu 23 Oktober 2011. Pembalap berjuluk Super Sic ini meninggal beberapa saat setelah insiden maut yang melibatkan pembalap Tech 3 Yamaha, Colin Edwards dan Rossi.

Jenazah pembalap 24 tahun ini akan disemayamkan di Gereja Santa Maria untuk memberikan kesempatan terakhir kepada keluarga, teman, dan tim Gresini sebelum akhirnya disemayamkan Kamis (27/10/2011)  waktu setempat.


Hasil RIMBO OPEN ROADRACE 2011.






Atur Posisi


BIodata:

nama_
Teguh Prasetyo
nick name_
Teguh "WARWER"
TTL_
21 September 1994
no Start_
27





Hawadis Ditawar Honda



Dibalap
 bebek nasional, semua tahu kalau Hawadis jadi salah satu tuner yang cukup disegani. Setingannya di mesin Yamaha Jupiter Z, sudah kerap mengantarkan Rafid Topan naik podium. Kehandalan tuner Tim Yamaha Yamalube KYT Tunggal Jaya tersebut, membuat pabrikan Honda juga mengincarnya. “Enggak tanggung-tanggung, negonya satu paket dengan Rafid Topan. Namun saat ini saya belum berpikir buat menyetujui tawaran tersebut,” jelas pria asal Madura itu..

Ketika ditanya soal penawaran harga buat pindah pabrikan lain, Hawadis bilang enggak etis kalau disebutkan. “Tapi yang jelas tawarannya gede juga,” aku Hawadis. Tuner handal ini ditawar Honda untuk bermain di ajang Indoprix. (otosport.co.id) 

Ban Racing Untuk Harian



Kompon cepat habis
Ban balap alias racing enggak selamanya cocok untuk harian. Beragam tipe yang ditawarkan malah merugikan pengguna harian. Tapi, ada rumusan memilih ban racing skubek di luar balapan.

“Pilih yang intermediate. Cirinya kembangannya banyak. Jangan pilih yang kembangan sedikit, apalagi yang slick, berbahaya,” ujar Dodiyanto dari Marketing New Development Division PT Gajah Tunggal, Tbk., produsen ban IRC, Tangerang.

Pastinya, ban racing untuk daily use bisa berhadapan dengan kondisi aspal yang beragam dibanding aspal di trek balapan. Ada yang sudah aspalnya bagus, berpasir, ada genangan air, sampai mengandung beton.

“Patern atau kembangan fungsinya membuang air. Seandainya ban racing yang ada kembangan dipakai pas hujan jadi enggak licin. Berbeda kalau ngarahnya ban slick,” beber Riza, Marketing Development Manager PT Suryaraya Rubberindo Industries, pabrikan karet bundar FDR, Cileungsi, Jawa Barat.

Kerugian akan dirasakan kalau lebih memilih ban racing skubek paternnya sedikit, malah mengarah ke slick alias botak. Seandainya hujan, apalagi sampai air menggenang  yang kembangannya sedikit, air jadi penghambat. “Akan licin. Bahaya jadinya,” pasti Riza.

Ada lagi yang bisa merugikan skubekers harian kalau menggunakan ban racing compound. Usia pakainya jauh lebih pendek dibanding karet bundar yang memang untuk harian. Alasannya jelas kok karena compound kompetisi sangat lembek supaya mendapatkan traksi maksimal ke aspal.

“Karena compoundnya lembut ban racing jadi cepat habis. Seandainya ban harian bisa dipakai 1 tahun, ban racing paling lama 2 bulan untuk jarak yang sama dengan harian,” ungkap Dodi.(www.motorplus-online.com)