Jumat, 30 Desember 2011

Pelek Wilwood, Warna-Warni Kaya Bendera Partai


Ukuran 14 dan 17 inci
Kelir pelek kian warna-warni. Seperti pelek yang diluncurkan oleh produsen Willwood. Pilihan kelirnya bermacam-macam, sehingga bisa menyesuaikan dengan cat motor.    

Sebagai produsen yang bertanggung jawab, pihak Wilwood tetap memperhatikan safety. Katanya dirancang kuat. Selain mudah dalam pemasangan, juga aman bagi yang mengendarainya.

Konon Wilwood diproduksi satu pabrik dengan merek yang sudah terkenal. Sehingga kekuatannya bisa disamakan. Seperti tidak mudah putus atau melengkung.

Oh ya, soal warnanya bisa pilih dari silver, merah, titan, biru, hitam dan hijau. He..he..he... seperti warna bendera partai. Mau coblos mana ya?  

Ukuran juga bervariasi. Dari mulai 1,20 sampai 2,50 inci. “Diameternya ada dua pilihan. Yaitu 14 dan 17 inci,” jelas Pak Haji Uji, bos SS Uji Motor 169. 

Konon karena didukung material kuat, harganya lumayan. “Satu set depan-belakang Rp 400-600 ribu,” jelas pemilik toko di Jl. Karya Sabumi, No. 26A, Komp. Kejaksaan, Banjarmasin. Telepon (0511) 330-3216.   (motorplus-online.com)

Hukum Si Besar VS Si Kecil Dalam Kecelakaan


Yang rugi tetap si kecil
Ini kejadian pernah menimpa sohib MOTOR Plus. Ia mengatakan pernah mau keluar dari mulut gang dan hendak berbelok kanan. Kendaraan angkutan umum di depannya sudah ngasih jalan. Lalu si brother dengan hati-hati dan pelan bergerak. Namun tiba-tiba tanpa ada tanda dari sebelah si angkutan umum tadi muncul sebuah motor yang berjalan cukup kencang dan tidak bisa menghentikan lajunya. Brak! Motor pun menyeruduk mobil.

Tentu saja si pengendar langsung jatuh dan terkapar. Luka. Untungnya, dia hanya cedera ringan. Sialnya, pengemudi mobil kudu mengganti kerusakan motor plus biaya berobat pengendara yang menabraknya tadi. 

Jika melihat kronologis dan beberapa saksi mata, posisi mobil sudah tepat. Namun kenapa dalam posisi benar itu, ia malah mengganti semua kerugian yang tidak dilakukannya. “Sebenarnya saya nggak mau membayar. Tapi suasananya ribet dan ada semacam hukum tidak tertulis yang kecil yang menang,” ucap konco MOTOR Plus tadi.

Apa benar hal semacam ini berlaku di jalan raya. MOTOR Plus langsung menanyakan kepada ‘ahlinya’. Dia adalah Kombes Baharudin Djafar, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya. 

“Tidak ada aturan yang kecil kalau tabrakan dengan yang besar maka yang kecil yang pasti menang,” ungkap polisi yang baru saja dimutasi menjadi perwira di lingkungan Polda Metro Jaya untuk disekolahkan ke jabatan lebih tinggi. 

Menurut mantan Kabid Humas Polda Sumatera Utara ini, soal benar atau tidaknya seseorang dalam kasus kecelakan sangat tergantung hasil olah di Tempat Kejadian Perkara alias TKP. 

“Kepolisian bertindak berdasarkan investigasi lapangan. Dari sana akan diketahui kronologi kejadian sehingga bisa diambil sebuah kesimpulan siapa yang benar dan siapa yang bersalah,” katanya. 

Penggiat dan pelatih safety riding Joel Deksa Mastana mengungkapkan, kalau hanya berlandaskan dimensi, nanti bisa saja motor vs orang pasti motor yang bersalah. Padahal kalau berdasarkan hasil olah TKP ternyata yang bersalah orang karena menyebrang tidak pada tempatnya. “Jadi, bukan karena dimensi seseorang dinyatakan bersalah,” ungkap Joel. 

Ia menilai lebih jauh, kalau secara dimensi mestinya yang lebih kecil yang kudu berhati-hati dan waspada. Sebab, menurut instruktur berpostur irit ini, katakan si kecil dalam posisi benar. Sudah memiliki SIM, menaati aturan lalu lintas yang berlaku dan lain sebagainya, namun karena apes ia kecelakaan dan menderita luka. 

“Tetap saja dia sebagai korban celaka. Karena yang kecil (motor) yang menjadi pelindung, ya bodinya sendiri. Beda dengan si besar yang dilindungi pelat besi. Makanya, saya lebih menyarankan untuk bersikap defensive riding yang penting selamat,” ungkap Joel. 

Sikap defensive ini jauh lebih baik. Sebab, katakan dia mendapat penggantian dari si penabrak. Namun, apalah artinya nominal jika misalnya, kaki patah dan terpaksa harus diamputasi. 

Karenanya, berkendara dengan hati-hati, harus lebih diutamakan. Dan satu hal lagi tidak lupa untuk berdoa. Setelah semuanya sudah dilakukan, selanjutnya kita serahkan kepada Yang Maha Kuasa kejadian apa yang akan menimpa diri kita. 

Legalitas
Dalam pengolahan awal TKP, biasanya kepolisian akan melihat lokasi kejadian. Dari situ akan diinvestigasi secara scientific. ”Kepolisian telah dibekali ilmu untuk melakukan olah tersebut,” sebut Kombes Baharudin Djafar, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya (PMJ)

Namun jauh sebelum mengolah kejadian ini, polisi tentu akan melihat dari legalitas masing-masing pihak. “Kelengkapan surat-surat seperti STNK dan SIM serta apakah si pengendara juga pakai perlengkapa keselamatan seperti diamanatkan Undang Undang.” 

Banyak kasus atau kejadian, pengendara yang terlibat itu tidak menggunakan helm, tidak memiliki SIM atau STNK sudah habis masa berlaku. 

Kalau sudah begini, dari sisi hukum saja sudah melanggar. Kalau melanggar, ya berarti salah. Lantas kalau salah tetap ngotot namanya berani salah. Wkwkwkwk... 

Jika pemilik mobil jeli dan tahu yang berurusan dengannya tidak pakai helm, apalagi gak ada SIM, celah ini bisa dimanfaatkan untuk menuntut balik. Makanya, kalau ada kejadian seperti ini, harus hati-hati. Mau nembak, ntar malah kena tembak! (motorplus-online.com)

Paking Tembaga Mampu Menahan Tekanan Tinggi


Dipasang diantara head dan blok
Mekanik balap, sudah biasa menggunakan paking tembaga. Biasanya dipakai oleh komunitas bore up atau balap liar. Dipasang diantara kepala dan blok silinder.  

Bahan tembaga punya sifat lebih lentur. Kalau ditekan oleh blok dan kepala silinder, mampu mengikuti bentuk permukaan yang menekan. “Sehingga bisa lebih rapat dalam menyekat kebocoran,” jelas Novri Zainulloh dari NZ Racing di Gondrong, Jakarta Barat.

Novri mencontohkan ring di baut kepala silinder, ada yang terbuat dari tembaga. Biasanya ring ini dipakai pada buat blok yang lubangnya dialiri pelumas. Ring tembaga ini mampu menahan pelumas yang bertekanan tinggi supaya tidak bocor. Coba kalau pakai ring biasa, dipastikan pelumas akan rembes. Berarti, ring tembaga flesibel mengikuti kontur permukaan yang harus disekat.

Nah, berdasarkan pemikiran itu, paking tembaga bisa dipakai untuk menutup kebocoran pada bagian yang bertekanan. Misalnya diantara blok dan kepala silinder. Yang disekat bukan cuma tekanan dalam silinder akibat kompresi ruang bakar. Tapi, disana juga terdapat tekanan pelumas.    

Paking tembaga bisa digunakan diantara kepala silinder dengan blok juga karena tahan terhadap suhu tinggi. Tidak mudah terbakar. Mampu menahan panas ruang bakar.

Menurut Novri, yang beredar di pasaran biasanya paking tembaga buatan Thailand. Tebalnya antara 0,5 sampai 0,8 mm. (motorplus-online.com)

Senin, 12 Desember 2011

SEMEN PADANG FC: JADWAL IPL

SEMEN PADANG FC: JADWAL IPL: INDONESIA PREMIER LEAGUE 2011/2012 SCHEDULE OF SEMEN PADANG (putaran I)

TANGGAL HOME AWAY Stadion ...

Minggu, 11 Desember 2011

JEPRET-JEPRET Grand Final Yamaha Cup Race 2011 Malang

     #67 Boy Fernando ( jambi ) gass poll


Anggi Permana dan Sigit PD Bersaing SengitAnggi Permana dan Sigit PD Bersaing Sengit





Racer Jambi ketutupan tuh,, Cuma namapak flangnya aja


Pembukaan Grand Final YCR Malang MeriahPembukaan Grand Final YCR Malang Meriah

Grand Final Yamaha Cup Race 2011
Grand Final Yamaha Cup Race 2011

Cewek yang megang Flang JAMBI cantik yahh !!! :D


Yamaha Indonesia Targetkan Juara Yamaha Asean Cup Race

Hasil Balap Grand Final Yamaha Cup Race 2011 Malang – Race Ressult

image
Hasil Lomba Grand Final Yamaha Cup Race 2011 Malang
Kelas Bebek 4 Tak 115 Tune Up Seeded
1. 158 / Anggi Permana Putra / Tasikmalaya / Yamaha Yamalube FDR KYT Trijaya
2. 63 / Sigit PD / DIY / Yamaha / Yamaha TDR FDR FDRL OIL Yonk Jaya
3. 76 /  Hendrinsyah / DIY / HRVRT BGM HBM KYT
4. 198 /  Fedri Efendi / DIY / Yamaha IRM FDR TDR NHK TOP 1
5. 115 / Yoga Adi Pratama / Yamaha TOP1 SMS KYT FDR
Kelas Bebek 4 Tak 125 cc Tune Up Seeded
1. 63 / Sigit PD / DIY / Yamaha TDR FDR FDRL OIL Yonk Jaya
2. 96 / Denny Triyugo / Probolinggo / Yamaha Yamalube FDR KYT Star Racing
3. 57 / Hokky Krisdianto / Muntilan / Yamaha Yamalube FDR KYT Trijaya
4. 92 / Florianus Roy / DIY / Yamaha TDR FDR FDRL OIL Yonk Jaya
5. 93 / Diaz Kumoro Jati / DIY / Yamaha TDR FDRL OIL Yonk Jaya
Kelas Bebek 4 Tak 115 cc Pemula
1. 27 / R Fadhil / DIY / Yamaha Yamalube TDR FDR NHK BKMS Sentral
2. 32 / M Zaki / Bondowoso / Yamaha Yamalube FDR KYT Trijaya
3. 47 / Agus Setyawan / Surakarta / Yamaha Shell Advance FDR KYT Ridlatama
4. 107 / Fathrin HK / Bandung / Yamaha SND KYT FDR
5. 114 / Reza Ramdan / Bandung / MBK Factory RT Cream Pie Malang
Kelas Bebek 4 Tak 125 cc Pemula
1. 107 / Fathrin HK / Bandung / Yamaha SND KYT FDR
2. 27 / R Fadhil / DIY / Yamaha Yamalube TDR FDR NHK BKMS Sentral
3. 32 / M Zaki / Bondowoso / Yamaha Yamalube FDR KYT Trijaya
4. 151 / H Sakti Wibisono / DIY / Yamaha Yamalube FDR KYT Trijaya
5. 47 / Agus Setyawan / Surakarta / Yamaha Shell Advance FDR KYT Ridlatama
Bebek 4 Tak 115 cc Standar Pemula
1. 17 / Rheza Danica Ahrens / Sleman / Yamaha Rextor GRM
2. 172 / Samsul Arifin / DIY / SMR Jogja
3. 126 / Ervantona / DIY / MBK Factory RT Cream Pie Malang
4. 56 / Galang Hendra / Yamaha TDR FDR FDRL OIL Yonk Jaya
5. 80 / M Irvansyah Putra Lubis / Medan / Yanaha Alfa Scorfil BAF KYT

Hasil Balap Grand Final Yamaha Cup Race 2011 Malang

image
Hasil Lomba Grand Final Yamaha Cup Race 2011 Malang
Kelas Bebek 4 Tak 115 Tune Up Seeded
1. 158 / Anggi Permana Putra / Tasikmalaya / Yamaha Yamalube FDR KYT Trijaya
2. 63 / Sigit PD / DIY / Yamaha / Yamaha TDR FDR FDRL OIL Yonk Jaya
3. 76 /  Hendrinsyah / DIY / HRVRT BGM HBM KYT
4. 198 /  Fedri Efendi / DIY / Yamaha IRM FDR TDR NHK TOP 1
5. 115 / Yoga Adi Pratama / Yamaha TOP1 SMS KYT FDR
Kelas Bebek 4 Tak 125 cc Tune Up Seeded
1. 63 / Sigit PD / DIY / Yamaha TDR FDR FDRL OIL Yonk Jaya
2. 96 / Denny Triyugo / Probolinggo / Yamaha Yamalube FDR KYT Star Racing
3. 57 / Hokky Krisdianto / Muntilan / Yamaha Yamalube FDR KYT Trijaya
4. 92 / Florianus Roy / DIY / Yamaha TDR FDR FDRL OIL Yonk Jaya
5. 93 / Diaz Kumoro Jati / DIY / Yamaha TDR FDRL OIL Yonk Jaya
Kelas Bebek 4 Tak 115 cc Pemula
1. 27 / R Fadhil / DIY / Yamaha Yamalube TDR FDR NHK BKMS Sentral
2. 32 / M Zaki / Bondowoso / Yamaha Yamalube FDR KYT Trijaya
3. 47 / Agus Setyawan / Surakarta / Yamaha Shell Advance FDR KYT Ridlatama
4. 107 / Fathrin HK / Bandung / Yamaha SND KYT FDR
5. 114 / Reza Ramdan / Bandung / MBK Factory RT Cream Pie Malang
Kelas Bebek 4 Tak 125 cc Pemula
1. 107 / Fathrin HK / Bandung / Yamaha SND KYT FDR
2. 27 / R Fadhil / DIY / Yamaha Yamalube TDR FDR NHK BKMS Sentral
3. 32 / M Zaki / Bondowoso / Yamaha Yamalube FDR KYT Trijaya
4. 151 / H Sakti Wibisono / DIY / Yamaha Yamalube FDR KYT Trijaya
5. 47 / Agus Setyawan / Surakarta / Yamaha Shell Advance FDR KYT Ridlatama
Bebek 4 Tak 115 cc Standar Pemula
1. 17 / Rheza Danica Ahrens / Sleman / Yamaha Rextor GRM
2. 172 / Samsul Arifin / DIY / SMR Jogja
3. 126 / Ervantona / DIY / MBK Factory RT Cream Pie Malang
4. 56 / Galang Hendra / Yamaha TDR FDR FDRL OIL Yonk Jaya
5. 80 / M Irvansyah Putra Lubis / Medan / Yanaha Alfa Scorfil BAF KYT

Rabu, 30 November 2011

Nih Tampang Yamaha Nouvo Terbaru, Lebih Futuristik!

Ups, foto-foto generasi terbaru Yamaha Nouvo bocor di dunia maya. Yamaha Nouvo terbaru ini digadang-gadang akan menjadi pengganti Nouvo Elegance yang sebelumnya dijual masal di Vietnam dan Thailand.

Sebuah media Vietnam membocorkan beberapa foto-fotonya. Motor yang masih dalam keadaan dibungkus peti ini nampak lebih futuristik di beberapa bagian.

Lampu utamanya bukan lagi model split di bodi depan, tapi satu berukuran besar di tengah. Malah bentuknya mirip moge Yamaha XJ6.
Garis-garis bodinya juga lebih tajam. Lampu belakang dibuat tipis dipadu sein yang menggelantung di bagian samping. Speedometernya paduan digital dan analog dibungkus cover bergaya robotic.

Sedang kaki-kakinya masih khas Nouvo yang pakai ring 16 inci dan kabarnya tetap mengusung mesin 135cc berteknologi injeksi bahan bakar.

Sayangnya di Indonesia Yamaha Nouvo hanya bertahan sampai generasi kedua atau versi Nouvo Z. Sedang generasi penerusnya, Nouvo Elegance tidak dijual masal di tanah air. Sedang yang ini? Sayang, belum ada kabar akan masuk Indonesia.
(motorplus-online.com)

Penulis : Popo | Teks Editor : Nurfil | Foto : tienphong, tamtay

Michelin Luncurkan Tiga Ban Motor, Harga Mulai Rp 200 Ribuan!

Kabar gembira buat anda pecinta ban merek Michelin. Pasalnya, kemarin (29/11) PT Michelindo Mitra Abadi (MMA), importir dan distributor ban sepeda motor merek Michelin di Tanah Air merilis tiga ban khusus sepeda motor.

"Sebagai pangsa pasar motor terbesar ketiga di dunia, Indonesia menjanjikan pasar yang sangat besar untuk ban motor," buka Managing Director PT MMA, Jemmy Tantoro.

Pada penetrasi awal, MMA merilis 3 varian ban yang ditujukan untuk tiga tipe motor berbeda. Varian tersebut adalah Pilot Sporty untuk dragbike dan motor sport, lalu M29S untuk skubek, serta tipe M85 yang didesain untuk motor bebek.

Seluruh tipe ban yang dibuat di Thailand tersebut sudah mulai dipasarkan di toko-toko variasi Jabodetabek, seperti kawasan Otista dan Kebon Jeruk III, serta toko-toko variasi lainnya.

Urusan harga, tipe M29S dilepas Rp 230 sampai 276 ribu. Sementara M85 dijual Rp 230 hingga 292 ribu, dan tipe Pilot Sporty Rp 270 hingga 720 ribu.

Harga tersebut terbilang kompetitif karena memanfaatkan fasilitas AFTA. Asiknya, semua tipe sudah memiliki Standar Nasional Indonesia, sehingga cocok dengan kondisi jalan di Tanah Air.(motorplus-online.com)
Penulis : Ilham | Teks Editor : Nurfil | Foto : Ilham

Pinggir Seher Mendem, Bikin Mesin Awet

Kejadian banyak dialami oleh mekanik yang masih pemula. Belum tahu cara menyeting pinggir seher yang harus mendem dari permukaan atas blok.

Supaya lebih awet dan aman dari tabrakan dengan kepala silinder. Karena banyak yang belum tahu, akhirnya banyak setingan motor yang tidak awet.

Ketika awal-awal lap bisa kencang. Namun di pertengahan atau akhir lap sering motor mogok atau tenaganya drop.

Biang keladinya karena salah seting pinggiran seher. “Supaya aman dibikin mendem 0,6 sampai 0,8 mm dari bibir atas blok,” jelas Iman Santoso, mekanik Titan Speed asal Bandung.

Mendem 0,6-0,8 mm tanpa paking kepala silinder. Tidak boleh kurang atau tidak boleh kelewat mendem. Kalau kelewat mendem juga bikin tenaga motor ngedrop. (motorplus-online.com)

Penulis : Aong | Teks Editor : Nurfil | Foto : Dok Motorplus